Rara Jonggrang, Lara Jonggrang atau Roro Jonggrang adalah sebuah legenda atau cerita rakyat yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Cerita ini menceritakan cinta seorang pangeran kepada seorang putri yang berakhir dengan kutukan untuk sang putri akibat tipu muslihat yang dilakukannya.
Dongeng ini juga menceritakan asal mula
1. Candi Sewu,
2. Candi Prambanan,
3. Kraton Ratu Boko,
4. Arca Dewi Durga
yang ditemukan dalam Candi Prambanan. Rara Jonggrang artinya adalah "dara (gadis) langsing".
Konon di daerah Jawa Tengah terdapat dua kerajaan yang bertetangga, yaitu Kerajaan Pengging dan Kerajaan Baka. Pengging adalah kerajaan yang subur dan makmur , dipimpin oleh Raja bernama
Raja Damar Maya. Prabu Damar Maya memiliki putra bernama Prabu Bandung Bondowoso yang gagah, sakti dan pemberani.
Sedangkan kerajaan Baka dipimpin oleh Raja Danawa (Raksaksa) pemakan manusia bernama Prabu Baka. Prabu Baka dibnatu oleh seorang raksaksa bernama Patih Gupala. Meskipun dari bangsa raksaksa, tetapi Prabu Baka memiliki putri cantik bernama Roro Jonggrang.
Demi memperluas kerajaannya dan merebut kerajaan Pengging, Prabu Baka , Patih Gupala beserta pasukannya menyerang Kerajaan Pengging. Pertempuran sengitpun terjadi, banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Akibatnya rakyat Pengging menderita, kelaparan, kemiskinan, kehilangan harta benda, dan banyak anggota keluarganya yang tewas. Demi mengalahkan para penyerang, Prabu Damar Maya mengirimkan putranya , Pangeran Bandung Bondowoso untuk bertempur melawan Prabu Baka. Berkat kesaktian Bandung Bondowoso akhirnya Prabu Baka kalah, dan Patih Gupala segera melarikan diri menuju Kerajaan Baka ketika ia telah mengetahui bahwa Prabu Baka telah meninggal.
Patih Gupala segera melaporkan atas kematian Ayahnya kepada putrinya yaitu Rara Jonggrang. Mendengar kematian ayahnya, Rara Jonggrang merasa sedih dan Kerajaan Baka pun jatuh ketangan Kerajaan Pengging. Pangeran Bandung Bondowoso menyerbu masuk kedalam Kraton Istana Baka. Ketika pertama kali melihan Putri Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso terpikat oleh kecantikan sang putri. Bandung Bondowoso kemudian melamar Rara Jonggrang, tetapi ia menolaknya dengan alasan ia tidak mau menikah dengan orang yang telah membunuh ayahnya dan penjajah negaranya. Bandung Bondowoso terus membujuk Rara Jonggrang agar mau dipersunting olehnya, akhirnya Putri Rara Jonggrang mengajukan dua syarat pada Bandung Bondowoso yang sangat mustahil dilakukan, yaitu :
1. Rara Jonggrang meminta dibuatkan sumur yang dinamakan sumur jalatunda
2. Rara Jonggrang ingin dibuatkan 1000 Candi untuknya
Walaupun itu mustahil dilakukan , namun Bandung Bondowoso tetap menyanggupinya
Sang Pangeran berhasil membuat Sumur Jalatunda. Setelah sumur selesai, Rara Jonggrang mencoba mentipu daya sang pangeran dengan membujuknya untuk turun kedalam sumur untuk memeriksanya. Setelah Bandung Bondowoso turun kebawah, Rara Jonggang menyuruh Patih Gupala untuk mengubur Bandung Bondowoso hidup-hidup dengan menggunakan batu, namun dengan kesaktiannya Bandung Bondowoso bisa keluar dengan selamat. Bondowoso sempat marah, namun dengan rayuan dan kecantikan Rara Jonggrang akhirnya Bondowoso luluh kembali.
Untuk mewujudkan syarat keduanya, Bandung Bondowoso melakukan semedi dan memanggil makhluk halus, jin, genderuwo, setan dan dedemit. Dengan bantuan makhluk halus ini Bandung Bondowoso dapat menyelesaikan 999 Candi.
Ketika Rara Jonggrang mendengar kabar bahwa Bondowoso telah berhasil membuat Candi untuknya, maka ia segera membangunkan dayang-dayang istana dan perempuan desa untuk menumbuk padi. Ia memerintahkan untuk membakar jerami di sisi timur. Mengira bahwa sudah pagi, maka para makhluk halus lari bersembunyi ke dalam perut bumi. Akibatnya hanya 999 Candi yang dibuat oleh Bandung Bondowoso dan ia telah gagal memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Rara Jonggrang.
Ketika Bandung Bondowoso mengetahui bahwa itu adalah hasil kecurangan dari Rara Jonggrang maka ia kembali marah , murka dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu. Sang Putri berubah menjadi arca yang terindah untuk menggenapi candi terakhir.
Menurut kisah ini Situs Keraton Ratu Baka di dekat Prambanan adalah istana Prabu Baka,
sedangkan 999 Candi yang tidak rampung kini dikenal dengan Candi Sewu , di arca Durga di ruang utara Candi utama di Prambanan adalah perwujudan sang putri yang dikutuk menjadi batu dan tetap dikenang sebagai Lara Jonggrang yang berarti "Gadis yang ramping".
Animasi Video Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso
Ada penafsiran lainnya bahwa
Bandung Bondowoso merupakan Rakai Pikatan (Wangsa Sanjaya)
Roro Jonggrang merupakan Pramodyawardhani (Anak R.Samaratungga, Istri Rakai Pikatan)
Prabu Baka merupakan Raja Samaratungga (Wangsa Sailendra)
Minta Komentar, Kritik , dan Saran
Terimakasih :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar