Rabu, 02 Mei 2012

Fakta Wangsa Sanjaya

Candi Prambanan Keseluruhan sebelum terkena Gempa Bumi
Candi Prambanan Wangsa Sanjaya  (Hindu)
Arca Durga (Roro Jonggrang)
Arca Dewa Siwa
Arca Dewa Wisnu
Arca Dewa Brahma
Sendratari Ramayana
Candi Borobudur Wangsa Syailendra (Buddha)


Siapa yang tidak mengenal kedua Wangsa Sanjaya dan Syailendra?

Sepertinya bila kita mendengar kedua nama Dinasti tersebut pasti berkaitan dengan Candi Hindu terbesar yang berada di Jawa Tengah , Yogyakarta yaitu Candi Prambanan.

Candi Prambanan selalu dikait-kaitkan dengan kemenangan Rakai Pikatan atas Balaputradewa. Yang dimana Rakai Pikatan adalah penerus tahta dari Wangsa Sanjaya, dan Balaputradewa adalah anak dari Raja Samaratungga yang berasal dari Wangsa Syailendra.

Wangsa Sanjaya 
Wangsa Sanjaya adalah : Suatu Dinasti yang berkuasa di Kerajaan Medang periode Jawa Tengah atau biasa kita kenal dengan Mataram Kuno, yang menganut agama Hindu

Asal Usul nama Wangsa Sanjaya
Istilah Wangsa Sanjaya di perkenalkan oleh Dr.Bosch dalam karangannya yang berjudul 
Sriwijaya, de Sailendrawamsa en de Sanjayawamsa (1952). Ia menyebutkan bahwa, di Kerajaan Medang terdapat dua Dinasti yang berkuasa , yaitu Sanjaya dan Sailendra.
Istilah Wangsa Sanjaya merujuk kepada nama pendiri Kerajaan Medang , yaitu Sanjaya yang memerintah pada tahun 732.
Berdasarkan Prasasti Canggal diketahui Sanjaya adalah penerus Raja Jawa Sanna, yang menganut Hindu aliran Siwa.

Menurut cerita Parahyangan , Sanjaya digambarkan sebagai pangeran dari Galuh yang kemudian berkuasa di Mataram. Ibu dari Sanjaya adalah Sanaha, cucu Ratu Shima di Kerajaan Kalingga, Jepara. Ayah dari Sanjaya adalah Sanna/Sena/Bratasenawa, raja Galuh ketiga.
Sena adalah putra dari Mandiminyak, Raja Galuh kedua (702-709M). Dikemudian hari Sanjaya penerus Kerajaan Galuh yang sah, menyerang Galuh dengan bantuan Tarusbawa, Raja Sunda. Penyerangan ini bertujuan untuk melengserkan Purbasora.

Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh di bawah kekuasaan Sanjaya

Saat Tarusbawa meninggal 723, kekuasaan Sunda dan Galuh berada ditangan Sanjaya. Ditangannya kemudian Sunda dan Galuh bersatu. Tahun 732, Sanjaya menyerahkan kekuasaan Sunda-Galuh kepada putranya Rarkyan Panaraban (Tamperan). Di Kalingga , Sanjaya memegang kekuasaan selama 22tahun (732-754M) yang kemudian digantikan oleh putranya dari Dewi Sudiwara yaitu Rakai Panangkaran.
Secara garis besar cerita Parahyangan ini sesuai dengan Prasasti Canggal.


Rakai Panangkaran kemudian dikalahkan oleh Dinasti pendatang dari Sumatra yaitu Dinasti Syailendra. Berdasarkan Prasasti Kalasan (778M). Raja Sailendra yang beragama Buddha aliran Mahayana memerintah Rakai Panangkaran untuk membuat Candi Kalasan.

Sejak saat itu Kerajaan Medang dikuasai Wangsa Syailendra . Sampai akhirnya seorang putri mahkota yang bernama Pramodyawardhani menikah dengan Rakai Pikatan, seorang keturunan dari Dinasti Sanjaya pada tahun 840. Rakai Pikatan kemudian mewarisi tahta mertuanya dan Wangsa Sanjaya kembali berkuasa di Medang.

Teori yang Menolak adanya Wangsa Sanjaya
Fakta yang mengatakan bahwa Wangsa Sanjaya itu tidak ada. Karena Wangsa Sanjaya merupakan salah satu dari Wangsa Syailendra. Dinasti ini mula-mula beragama Hindu namun karena nama Syailendra merupakan "Penguasa Gunung" yaitu sebutan untuk Siwa.
Selain itu Sanjayawangsa tidak pernah dijumpai di Prasasti manapun. Sedangkan Syailendrawangsa ditemukan dalam beberapa Prasasti diantaranya 
1. Prasasti Ligor
2. Prasasti Kalasan
3. Prasasti Abhayagiriwihara





Sanjaya telah memerintahkan putranya yaitu Rakai Panangkaran pindah agama dari Hindu menjadi Buddha. Teori ini berdasarkan dari Cerita Parahyangan bahwa Rahyang Sanjaya menyuruh Rahyang Panaraban agar pindah agama. Demikianlah yang dimaksud dengan istilah "Raja Sailendra" dalam Prasasti Kalasan yang tidak lain Rakai Panangkaran sendiri.

Jadi teori tersebut hanya ada satu Dinasti , yaitu Dinasti Sailendra yang beragama Hindu Siwa . Sejak pemerintahan Rakai Panangkaran . Dinasti Sailendra terpecah menjadi dua. Agama Buddha dijadikan agama resmi , sedangkan yang lainnya masih tetap menganut agama Hindu.

Kalender Sanjaya
Meskipun istilah Sanjayawangsa tidak pernah dijumpai di Prasasti manapun, namun istilah Sanjayawarsa
"Kalender Sanjaya" ditemukan dalam Prasasti Taji Gunung dan Prasasti Timbangan Wungkal.

Daftar Nama Raja
Daftar para raja Medang sebelum Dyah Balitung yang tertulis dalam prasasti Mantyasih menurut teori Bosch adalah daftar para raja Wangsa Sanjaya, sekaligus juga silsilah keluarga mulai dari Sanjaya sampai Balitung.


Daftar tersebut bukan silsilah Wangsa Sanjaya, melainkan daftar para raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Medang. Pendapatnya itu berdasarkan atas julukan Rakai Panangkaran dalam Prasasti Kalasan, yaitu Sailemdrawangsatilaka atau "permata Wangsa Syailendra". Jadi menurutnya tidak mungkin apabila Rakai Panangkaran adalah putra Sanjaya.

Raja Sesudah Balitung
Raja sesudah Dyah Balitung adalah Mpu Daksa yang memperkenalkan pemakaian “Kalender Sanjaya” untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah keturunan asli sang pendiri kerajaan. Selain itu, kemungkinan besar Daksa juga merupakan cucu Rakai Pikatan sebagaimana yang tertulis dalam prasasti Telahap.
Daksa digantikan oleh menantunya, bernama Dyah Tulodhong, yaitu putra dari seseorang yang dimakamkan di Turu Mangambil. Tidak diketahui dengan pasti apakah Tulodhong ini merupakan keturunan Sanjaya atau bukan.
Menurut sejarawan Boechari, pemerintahan Tulodhong berakhir akibat pemberontakan Dyah Wawa, putra Rakryan Landhayan. Dalam hal ini juga tidak dapat dipastikan apakah Wawa keturunan Sanjaya atau bukan.
Raja selanjutnya bernama Mpu Sindok yang diperkirakan sebagai cucu Mpu Daksa. Jika benar demikian, maka Mpu Sindok dapat disebut sebagai keturunan Sanjaya pula, meskipun ia dianggap telah mendirikan dinasti baru bernama Wangsa Isyana.
Dewa Wisnu = Airlangga
(Penerus Wangsa Isyana - Pengganti Wangsa Sanjaya)

Note :
Kalau kita ingin mengetahui lebih detail tentang kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia atau ingin mengetahui tentang peristiwa-peristiwa apa saja yang terjadi waktu itu, kita harus belajar dari Kerajaan pertama yang berada di Indonesia. Karena itu semua selalu berkaitan satu sama lain dan akhir dari runtuhnya Kerajaan Majapahit (Kerajaan Hindu terbesar) dan sampai akhirnya Islam masuk ke Indonesia.

Sampaikan komentar , kritik dan sarannya
Terimakasih :)

*Redwiyana

1 komentar:

  1. Good morning. I want to tell you about Syailendra Dinasty in short sentences, to make it clear to you, and to solve controversion about what Sanjaya Dinasty is or what Syailendra Dinasty is. This is link that explains about it. I wrote in Indonesian Language :

    http://temples2013.blogspot.com/2013/12/borobudur.html

    BalasHapus