Selasa, 15 Mei 2012

Masjid At-Taqwa Cirebon




Masjid Raya At-Taqwa Cirebon
Jl. RA.Kartini ,Kejaksaan, Kota Cirebon, Jawa Barat
Afiliasi Agama Islam
Masjid Raya At-Taqwa kota Cirebon didirikan pada tahun 1918 di suatu kampung yang bernama Kejaksaan, yang terdiri dari dua bagian, yang satu untuk dipergunakan sebagai Tajug Agung (Masjid At-Taqwa sekarang) dan setengah bagian yang lain dipergunakan sebagai alun-alun (Alun-alun Kejaksaan sekarang) .

Nama Masjid Raya At-Taqwa Cirebon, semula sebenarnya adalah Tajug Agung, bangunannya sudah cukup lama dan tua, ruangannya terlalu kecil dan letaknya kurang menghadap kiblat , kemudian RM.Arhatha, kepala koordinator urusan agama Cirebon yang mempunyai gagasan untuk merenovasi Tajug Agung itu ditempat yang lama dengan mengambil nama Masjid At-Taqwa, karena sudah ada nama Masjid Agung yang terletak di Kasepuhan yang sekarang menjadi Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Seolah-olah waktu itu tidak dibenarkan dua nama yang sama pada dua Masjid yang letaknya masih dalam satu kota, yaitu Tajug Agung dan Masjid Agung.
Akhirnya pada tahun 1951 terwujudlah bangunan Masjid tersebut.


 
Arsitektur
Gaya arsitektur Masjid yang mencirikan bangunan tropis dengan atap jurai serta dilengkapi dengan empat menara kecil (menaret) dan sebuah menara setinggi 65 meter. Namun kehadiran gerbang (gate) selebar 3 meter sebelum memasuki bangunan utama yang menjadi poin of interest bangunan Masjid memberi nilai tersendiri.

Gerbang dengan warna emas yang menyolok bertuliskan kaligrafi dua kalimat syahadat yang terbuat dari bahan glass reinforced cement (GRC) diatas batu granit asli dari Brazil, mendominasi tampak muka (fasad) bangunan. Bingkai putih semakin menonjolkan warna emas gerbang.

Enam tiang penyangga lampu tamann yang menghiasi jalan masuk menuju gerbang, seperti hendak menyambut ramah kedatangan tamu-tamu Allah. Seluruh lantai dan dinding Masjid menggunakan batu granit, begitu juga tiang-tiang dalam Masjid. Tiang dihiasi dengan ornamen arsitektur Islam.

Tidak seperti bangunan umumnya, bagian dinding tidak dilengkapi jendela yang tertutup kaca. Jendela besar-besar yang ada dibiarkan terbuka untuk memberikan aliran udara lancar keluar masuk Masjid. Jendela hanya diberi teralis besi ditambah elemen estetika yang terbuat dari kuningan dengan pola arsitektur Islam.

Keteduhan juga diupayakan untuk dihadirkan di arena luar Masjid dengan menanam 10 pohon kurma di halaman samping Masjid yang dekat dengan sisi jalan. Kehadiran dua kolam air mancur di sisi kanan dan kiri bagian depan Masjid, semakin melengkapi keindahannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar